Mengejar Kebaikan Dunia Akhirat

  • Tuesday, 27 August 2019
  • 2,057 views
Mengejar Kebaikan Dunia Akhirat

Dr. Arip Rahman, Lc., D.E.S.A.

(Alumni Univ. Mohamed V Rabat – Dosen STIEI TAZKIA)

Tiga kategori manusia terhadap dunia :

Pertama :

Yang hanya mementingkan dunia saja. Dunia adalah syurga dan merupakan tujuan hidupnya.

Ciri-cirinya suka berpoya poya dan hanya mengejar dunia saja. (Harta satu lembah, dua lembah, tiga lembah).

Rasulullah pernah bersabda “Ada tiga hal yang menyertai seseorang ketika dia meninggal dunia, pertama adalah ahlinya (famili, kerabat dan teman-temannya), kedua adalah harta bendanya, dan ketiga adalah amal perbuatannya. Kemudian ada dua hal yang meninggalkan dia di dalam kubur; yakni ahli dan hartanya. dan yang satu, yakni amal perbuatannya yang meyertai dia di dalam kubur”. (Hadis Riwayat Bukhari).

Kedua :

Yang mementingkan akhirat saja. Mereka beranggapan dunia adalah syurganya orang-orang kafir.

Rasulullah bersabda “Demi sekiranya salah seorang di antara kamu mencari kayu, lalu dipikul dipundaknya sendiri, itu lebih baik dari pada meminta-minta kepada tetangga. Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah”. (Hadis Riwayat Bukhari).

Ketiga :

Yang menyelaraskan kepentingan dunia akhirat. Dunia ini bukan syurga dan juga bukan neraka, akan tetapi dunia adalah kebunnya syurga.

Kehidupan dunia merupakan kehidupan yang penuh tipu daya dan permainan yang memperdayakan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وما الحياة الدنيا إلا متاع الغرور

Artinya: “Dan kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (Ali ‘Imraan ayat 185)

وما الحياة الدنيا إلا لعب ولهو وللدار الآخرة خير للذين يتقون أفلا تعقلون

Artinya: “Dan kehidupan dunia hanyalah kehidupan yang penuh permainan dan hiburan yang memperdayakan. Dan sungguh kehidupan akhirat jauh lebih baik, bagi orang-orang yang bertaqwa. Apakah kalian tidak berpikir?” (al-An’aam ayat 32)

أولئك الذين اشتروا الحياة الدنيا بالآخرة فلا يخفف عنهم العذاب ولا هم ينصرون

Artinya: “Itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan meninggalkan kehidupan akhirat, maka siksa terhadap mereka tidak akan diringankan dan mereka tidak akan ditolong.” (al-Baqarah ayat 86)

فأما من طغى . وآثر الحياة الدنيا . فإن الجحيم هي المأوى

Artinya: “Dan adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya neraka lah tempat tinggalnya.” (an-Naazi’aat ayat 37-39)

وابتغ فيما آتاك الله الدار الآخرة ولا تنس نصيبك من الدنيا

Artinya: “Dan carilah apa yang telah diberikan oleh Allah kepadamu dari negeri akhirat, dan jangan lupakan bagianmu di dunia.” (al-Qashash ayat 77)

Imam al-Baghawi rahimahullah di kitab tafsir beliau. Berikut perkataan shahabat dan tabi’in tersebut:

Ali radhiyallahu ‘anhu berkata:

لا تنس صحتك وقوتك وشبابك وغناك أن تطلب بها الآخرة

Artinya: “Janganlah engkau lupakan kesehatan, kekuatan, usia muda, dan kekayaanmu untuk mendapatkan akhirat dengan potensi-potensi tersebut.”

Mujahid dan Ibn Zaid rahimahumallah berkata:

لا تترك أن تعمل في الدنيا للآخرة حتى تنجو من العذاب لأن حقيقة نصيب الإنسان من الدنيا أن يعمل

As-Suddi rahimahullah berkata:

بالصدقة وصلة الرحم

Artinya: “Dengan sedekah dan shilaturrahim.”

Allah ta’ala memerintahkan manusia untuk tetap memperhatikan kehidupan dunianya, namun bukan untuk teperdaya di dalamnya, melainkan menggunakannya untuk mendapatkan pahala akhirat, dengan memaksimalkan potensi yang dimilikinya di dunia untuk berbuat ketaatan kepada Allah ta’ala.

#Intisari khutbah Jumat 11 Januari 2019 yang disampaikan di Plaza City View, Kemang – Jakarta Selatan.

Penulis: Himami

Himpunan Alumni Maroko di Indonesia (HIMAMI) adalah organisasi yang menaungi para alumni Maroko sebagai wadah silaturahim dan jejaring.